Thursday, May 24, 2012

Kematian

Akhir-akhir ini aku sering berpikir tentang kematian. Jujur, kematian membuatku takut. Menakutkan jika aku berpikir bahwa siapa saja bisa dengan mudah dan tiba-tiba meninggalkanku secara sempurna. Orang-orang yang aku harapkan ada di dalam masa depanku, di dalam rencana yang aku susun, bahkan di dalam pondasi yang sudah mulai aku bangun bisa saja "gagal secara sempurna" karena kematian. Kematian itu begitu menakjubkan, mendasari tanda tanya agung akan keberadaan si pemilik nyawa. Aku tak pernah melihat secara gamblang bagaimana nyawa, ruh, jiwa (entah apa bedanya) ditiupkan ke dalam jasad. Sekedar tahu saat perut wanita semakin membesar dan beberapa waktu kemudian ter"produksi"lah tubuh berisi nyawa. Atau saat aku mengamati sebuah telur dan bertanya-tanya apa di dalam situ terdapat nyawa dan saat aku memecahnya di atas penggorengan maka aku telah melenyapkan sebuah nyawa? Ataukah nyawa itu tak bisa lenyap? Seperti jika tubuh termutilasi (ayam di pasar contohnya) namun nyawa yang tadinya mendiami si tubuh tetap utuh? Jadi apa itu nyawa? Dia yang membuat kata "hidup" itu ada. Semacam energi yang tercipta namun tak bisa musnah? 


Banyak orang yang dengan mudah mengatakan jika ia menginginkan kematian, "Jadi Elo selama ini selingkuh. Padahal gue tuh udah setia & cinta mati sama Elo. Mati aja Lo sana!" Benarkah kata-kata itu? Aku jadi membayangkan, jika si "Elo" tanpa sebab tiba-tiba mati dan si "gue" yang katanya cinta mati sama si "Elo"  jadi kehilangan harapan karena cinta matinya telah mati. (jadi bertanya-tanya kenapa sih, cinta harus diembel-embeli dengan kata mati juga? Maksudnya apa coba?) Apa si "gue" nggak menyesal dan balik bilang," Gue rela Elo tinggalin dengan orang lain, tapi jangan tinggalin Gue pake mati begini."? 

Sesuatu terasa begitu berharga saat sesuatu itu sudah tidak ada. Jadi pesan untuk "Gue", jikalau suatu ketika memang hal ini terjadi sama kamu, semenyebalkan apapun orang yang kamu cintai: pacar yang selingkuh, orang tua yang diktator, anak yang bandel setengah mati (lagi-lagi bertemu kata-kata "mati") jangan pernah mengharap mati kepada mereka. Bukankah orang idiot (atau bijaksana?) bilang, "Love sets you free". Jangan merasa terikat dan memiliki, karena kita memang tak pernah memiliki. Cintai saja mereka dengan cinta yang membebaskan.

Satu hal, bagaimana jika posisinya dibalik. Aku yang mati. Akankah sesuatu berubah? 
Sepertinya untuk tahu itu aku harus melakukan yang namanya "arti hidup" Aku harus melakukan perubahan yang berarti positif selama aku hidup, maka akan ada yang berubah saat aku mati. 

Kematian, kelak aku ingin memelukmu dalam kedamaian. Antar aku ke tempat yang lebih indah dari kehidupan.