Aku jatuh hati pada seorang kekasih yang dalam diamnya dia berkata, “Aku menjagamu, dari mereka, dari dirimu, bahkan dari diriku sendiri.”
Aku jatuh hati pada seorang
anak yang dalam baktinya dia berniat, “Ini untuk ibuku, setiap sujud dan
langkahku di semesta Tuhanku.”
Aku jatuh hati pada seorang
adik yang dalam candanya dia berterima kasih, “Pengalaman kakak-kakakku adalah ensiklopedia
bagiku.”
Aku jatuh hati pada seorang
sahabat yang dalam tatap lembutnya dia berkata, “Aku akan tetap ada untukmu,
dalam suka
maupun bencimu.”
Aku jatuh hati pada seorang
(calon) ayah yang dalam setiap peluhnya dia berharap, “Anak-anakku akan dan
harus lebih baik dariku.”
Dia, lelaki biasa yang
membuatku tersenyum dan tertawa hanya dengan melihatnya.
Dia, lelaki biasa yang
masih tetap mengusap kepalaku saat kemarahan menguasai hatinya.
Dia, lelaki biasa yang masih
berharap akan ada (lelaki) yang bisa menjagaku saat kami terpisah meski dalam hatinya terbakar cemburu.
Dia, lelaki biasa yang dalam
keluguannya tetap ada saat aku berurai air mata walau ia tak tahu harus berbuat
apa.
Dia, lelaki biasa yang
hadir dengan seember es krim alih-alih setangkai mawar ataupun selembar puisi.
Dia, lelaki yang .... Dia
lelakiku
Saat aku mencintainya,
itulah cinta
Saat dia tertawa, itulah
cinta
Saat dia cemberut, aku
tetap cinta
Saat dia marahpun, aku
masih cinta
Saat dia menyebalkan, aku
juga cinta.
Saat dia memegang tanganku,
aku memegang cinta.