Wednesday, October 17, 2012

Saat Dia Memegang Tanganku, Aku Memegang Cinta



Aku jatuh hati pada seorang kekasih yang dalam diamnya dia berkata, “Aku menjagamu, dari mereka, dari dirimu, bahkan dari diriku sendiri.”
Aku jatuh hati pada seorang anak yang dalam baktinya dia berniat, “Ini untuk ibuku, setiap sujud dan langkahku di semesta Tuhanku.”
Aku jatuh hati pada seorang adik yang dalam candanya dia berterima kasih, “Pengalaman kakak-kakakku adalah ensiklopedia bagiku.”
Aku jatuh hati pada seorang sahabat yang dalam tatap lembutnya dia berkata, “Aku akan tetap ada untukmu, dalam suka maupun bencimu.”
Aku jatuh hati pada seorang (calon) ayah yang dalam setiap peluhnya dia berharap, “Anak-anakku akan dan harus lebih baik dariku.”

Dia, lelaki biasa yang membuatku tersenyum dan tertawa hanya dengan melihatnya.
Dia, lelaki biasa yang masih tetap mengusap kepalaku saat kemarahan menguasai hatinya.
Dia, lelaki biasa yang masih berharap akan ada (lelaki) yang bisa menjagaku saat kami terpisah meski dalam hatinya terbakar cemburu.
Dia, lelaki biasa yang dalam keluguannya tetap ada saat aku berurai air mata walau ia tak tahu harus berbuat apa.
Dia, lelaki biasa yang hadir dengan seember es krim alih-alih setangkai mawar ataupun selembar puisi.
Dia, lelaki yang .... Dia lelakiku

Saat aku mencintainya, itulah cinta
Saat dia tertawa, itulah cinta
Saat dia cemberut, aku tetap cinta
Saat dia marahpun, aku masih cinta
Saat dia menyebalkan, aku juga cinta.
Saat dia memegang tanganku, aku memegang cinta.