Thursday, June 20, 2013

Anak Asrama Nyasar di Jogja #1

“Tapi yang menyenangkan dalam sebuah perjalanan adalah menemukan diri kita sendiri; sebuah rumah yang sesungguhnya. Yang membuat kita tak akan merasa asing meski berada di tempat asing sekalipun…
…because travelers never think that they are foreigners.” ― Windy Ariestanty, Life Traveler.

Dan kemudian terlintas kata Jogja begitu saja, sore lalu sepulang kegiatan asrama. Jenuh dengan semua aturan-aturan yang bahkan nggak aku ngerti tujuannya untuk apa. Pagi berikutnya (06.00), bersama dua orang teman (@rossyoktaviani dan Mbak Tiwi) nekat meluncur bersepeda motor melintasi Semarang-Jogja (rekor baru bagiku mengendarai sepeda motor sejauh itu). Dengan nasi pecel alun-alun Magelang sebagai sarapan, pukul 10.00 kami sudah tiba di tujuan pertama: Taman Sari.  (Jelas, lengkap dengan tersesat). Cukup melelahkan untuk mendapatkan beberapa spot foto yang baik. Lalu kemana? Perjalanan tanpa rencana memang bisa sangat membingungkan. Baiklah, diputuskan kampus Universitas Gadjah Mada berikutnya untuk menghampiri adikku (@AfrindaSwastika) yang akan menjadi guide kami selanjutnya. Masjid kampus UGM membuat saya flashback mengingat masjid di kampus-kampus lain. Mungkin ini yang terbaik. ^_^

Malam menjelang, dengan bulan samar setelah hujan, House of Raminten menjadi pilihan kuliner. (Lumayan.... soal rasa, satu hingga sepuluh, dapet tujuh dehh..!). Selanjutnya, kami meluncur ke Tugu 0 kilometer. Atas petunjuk guide jadi-jadian @AfrindaSwastika dengan pengetahuan wisata Jogja yang pas-pasan, jadilah kami nongkrong di tugu 0 kilometer Jogja. Tugu berbentuk kaki dengan akar-akar  menjulang menjadi simbol titik mula Jogjakarta. Beberapa komunitas meramaikan malam itu. Musik perkusi, sepeda (yang bisa jungkir balik), pelukis dan masih banyak lagi. 

Perjalanan kali ini seharusnya ditemani juga oleh @fuadfuu, namun karena kesibukannya dengan komunitasnya, jadi kami harus berpuas diri mengambil gambar secara bergantian. hehe,, ^_^v
Satu hal yang aku sadari sejak malam itu adalah komunitas itu seperti rumah di mana (mungkin) tidak ada rumah lain yang bisa menampung mimpi unik kita.

*Tulisan kali ini absurd ya? hahaha,, Tenang, masih ada Jogja in Action hari kedua dan tiga. Mungkin ceritanya bisa lebih bagus ^_^