Bye..bye.. 2013...!!! Bagiku 2013 berarti:
RPP, RPP, RPP daaannn RPP sepanjang tahun. (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
-red). Akan tetapi, ketika sekarang (2014) aku ditanya, “Apa yang kamu ingat di
tahun 2013?” Jawabku, “Singapore!” Hohoho,, Walaupun (mungkin) sudah mainstream jalan-jalan ke sana, dan katrok (rong ngewu telulas, lungo Singgapur wae ribut!) tetapi setidaknya 4
hari di sana cukup menghapus derita setahun. Pengalamanku ini aku rasa sama
sekali tidak bisa dijadikan patokan bagi orang-orang yang ingin melancong ke
negeri Singa Dugong (merlion –mermaid lion) itu, baik yang a la backpacker maupun a la koper. Yahh..cerita
orang beda-beda kan? Daaaannn....inilah Singapura versi-ku:
Semarang, 24 Desember 2013 (04.00-05.30)
Berangkat menuju stasiun Tawang dibonceng
sepeda motor sambil masih kucek-kucek mata (padahal udah mandi lho!).
Banyumanik-Tawang kala itu masih lengang, cantik, wangi bunga yang baru turun dari Bandungan,
harum bolang-baling yang baru digoreng, menyenangkan. Setibanya di Tawang, Argo
Sindoro sudah menunggu di jalur 1, dan berangkatlah kami.
Jakarta, 24 Desember 2013 (12.30)
Argo Sindoro telat setengah jam. Di jemput
salah seorang sepupu di Gambir, lalu aku melanjutkan perjalanan ke Tangerang, tempat
aku menginap malam itu.
Tangerang - Jakarta – Singapura, 25
Desember 2013
Dari Tangerang, kami ber-taksi (bertujuh) menuju
Cengkareng (bandara Soekarno Hatta). Tik-tak-tik-tok...lamaaa...nunggu boarding. (secara, kita sampai jam
setengah 7, baru terbang jam 9). Sempet bongkar koper dan bagi rata bawaan
untuk dimasukin ke kabin juga gara-gara overload
kacang bawang, gula kacang, gula merah, empek-empek, tahu bakso, tahu
petis, bandeng presto, kripik tempe, seriping pisang...bla-bla-bla-bla. Keren
ya?!! *enggak!* Bagi yang jarang atau baru pertama kali ke Soetta (kayak aku
ini), bandara ini kelihatan guedhee..kereennn... Tapi bagi yang sudah
berpengalaman di sini (kayak sepupuku), bandara ini kelihatan jorok.
Sampai-sampai dia bisa nemuin tikus berkeliaran-mabok lem di samping vending machine. (padahal udah lama aku bengong-kagum
sama mesin yang bisa ngeluarin kopi kalau dimasukin uang 5 ribuan itu, aku
enggak ngelihat tuh, si tikus mabok).
Kalau
ngelihat bandara Soekarno-Hatta aja aku udah kayak Alice in Wonderland, di Changi airport aku kayak Alice in Super-Wonderland-So-Much. (ah,
lebay ding!). Changi mungkin 3 atau 4 kali lipatnya Soetta. Tapi herannya, di
dalam sini nggak kayak di dalam bandara (bukan karena nggak ada tikusnya lho,
ya!), tapi kayak di dalam mall.
Karena itu tanggal 25 Desember 2013 = Hari
Natal = Seminggu sebelum tahun baru 2014 = liburan semester ganjil ana-anak
sekolah di Indonesia, jadi rame bangetlah itu bandara bertebaran orang-orang
Indonesia di mana-mana, di toilet, di sebelah pohon cemara lebih-lebih di
antrian yang nge-cek-in passport. Eng-ing-eng... sepupuku sudah siap menjemput
dan muncul di antara kerumunan sambil nunjukin “kartu sakti” nya kepada
petugas. Setelah dia ngobrol-ngobrol (kami duduk-duduk serta foto-foto), kami
diizinkan lewat hanya dengan senyum kepada petugas. (curang ya? Ya, sudah
yaa..maafkan kami ^_^). Keluar Changi kami naik mobil gedhe (sejenis shuttle)
menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia.
Sorenya, selepas ashar kami pergi
mengunjungi nenek Singa-Dugong dan bayi Singa-Dugong di Merlion Park (FYI,
katanya di Singapura itu ada lima merlion resmi. Di Merlion Park ada 2, yang
tertua dan yang terkecil, di Pulau Sentosa yang terbesar, terus ada di Gunung
Faber sama di Orchard Spring Lane). Aku nggak sempet liat yang dua terakhir.
Dari Merlion Park, kita bisa melihat bangunan megah, mall, hotel, casino
berbentuk kapal yang nyangsang di
atas hotel (kata budhe, itu Noah Arc),
flyer dan lain-lain. Di teluk tempat
nenek Merlion memuntahkan airnya banyak balon-balon berisikan wish untuk tahun 2014 yang ditulis oleh
pengunjung (khusus untuk akhir tahun mungkin). Sedangkan yang setiap malamnya
ada di sana, yaitu pertunjukan laser. Semacam layar tancep di atas air yang
layarnya menggunakan semburan air dan entah bagaimana caranya bisa begitu
indah, indah banget sebab gratis.
26 Desember 2013
Empat keponakan ngebet ke USS (Universal Studio of Singapore) dan aku ngeri ngebayangin wahana di sana (terutama
ngeri harga tiket masuknya: 65 SGD). Jadilah mereka ke USS dan aku bersama para
tetua-tetua rombongan cabut ke Garden by the Bay. Taman yang diresmiin sama pangeran Inggris dan
istrinya: ayam yang beratnya setengah ton, Kate Middleton (ahahahaa...just
kidding! –garing). Jadi intinya taman itu merupakan gabungan taman-taman kecil
beserta spesies khasnya dari seluruh dunia. Tanaman yang menonjol (kalau
dilihat dari souvenir yang ditawarkan) adalah anggrek dan raflesia arnoldi.
Padahal, menurut kabar yang pernah aku baca di akun twitter @AndaTahu, bunga
nasional Indonesia ada 3: Melati, anggrek dan raflesia arnoldi. Nah lho, sisa
melati doang tuh! Udah tinggal sisa satu, dibilang bunga “murah” pula. (hotel
melati = hotel yang terjangkau oleh masyarakat ekonomi lemah – KBBI).
Malamnya kami ke Mustofa Center. Tempat
belanja di kawasan Little India (mungkin pemiliknya juga orang India) yang
menjual apa saja, kecuali (mungkin) tuyul.
27 Desember 2013
Shopping time! --- Aku nemenin doang sih!
Pertama, ke swalayan yang namanya pakai
huruf China, kasir dan kebanyakan pembelinya orang Tionghoa juga bahasa yang
digunakan bahasa Mandarin. Belinya: banyak mie instan dan keperluan rumah
lainnya. Hal-hal unik, yaitu: sebelum masuk supermarket ambil troli belanja
dulu. Caranya: masukin koin 1 SGD supaya bisa melepas rantai yang mengikat
troli sebagai jaminan kalau troli rusak atau sampai dicuri dibawa pulang ke
rumah (serius). Soalnya troli boleh dibawa dan ditinggal begitu aja di halte
bis. Dan kalau kamu (maaf) seorang nenek-nenek tua, cerewet, dan (mungkin)
Cina, kamu boleh masuk ke dalam swalayan naik sepeda listrik yang beroda tiga,
membawa belanjaan dikeranjangnya sambil ngomel sepanjang waktu pakai bahasa
Mandarin.
Kedua, Anchor
Point. Si mbak sepupu ngebet beli tas ber-merk
yang katanya lebih murah kalau beli di situ. Kami masuk ke “kios” Charles &
Keith lengkap dengan belanjaan mie instan. Akhirnya setelah sekian lama memilih
antara hitam dan cokelat, dapatlah tas pujaan hati dengan harga “murah”. Karena
aku belum pernah menginjakan kakiku ke C&K, jadi aku tidak bisa
membayangkan semahal apa tas itu jika berada di kios C&K di Jakarta atau di
Semarang atau di manapun selain di situ.
Ketiga, Orchard Road. Malioboronya
Singapura kali ya! Sepanjang jalan itu berderet Mall. Kami masuk ke Lucky
Plaza. Belanja gantungan kunci merlion 10 SGD = 1,5 lusin, gantungan kunci
kepala Barbie 10 SGD = 3 buah, Kaos I
love Singapore 10 SGD = 3 buah, tas jinjing 10 SGD = 3 buah dan lai-lain.
Pokoknya satuan yang digunakan di situ adalah 10 SGD. Nggak tahu kalau
seandainya beli eceran jadi berapa. Itu mall murahnya, mall mahalnya yang bisa
aku ingat: Paragon (karena namanya sama dengan mall di Semarang). Kalau ada game QuizLogo tentang fashion, aku yakin
bisa menebak semua logonya. Disitu komplit-plit-plit barang-barang bermerk
terkenal (baca: mahal). Yang aku suka dari Orchard Road adalah es krim Orchard (Nggak tahu nama aslinya apa). Es krim batangan di antara dua tumpukan roti atau wafer. Bisa buat kasih makan burung yang banyak bertebaran disitu juga.
Keempat, Queensway. Ini yang aku
tunggu-tunggu. Bukan belanjanya, tapi dari Orchard Road, kami naik MRT. Siapa
tahu aku keburu mati sebelum MRT yang di Jakarta itu selesai dibangun. Di situ,
para keponakan ngubrek-ubrek sepatu.
Kelima, yang paling aku tunggu-tunggu:
Pulaanggg... T,T
28 Desember 2013
Pulau Sentosa. Para tetua ingin berkunjung
ke S.E.A (South East Aquarium) sebelahnya USS. Aku sendiri nggak masuk, karena nggak
begitu kepingin. Jadi, hanya duduk-duduk di mini teather yang menayangkan
ekspedisi Cheng Ho setiap 15 menit sekali. Yang aku suka adalah bentuk kapal
Cheng Ho yang mirip kepala Kura-kura di Avatar the Legend of Korra 2 part
avatar Wan. Setelah menonton video kurang lebih 12 kali, rombongan yang masuk
ke aquarium akhirnya keluar. Kami akhirnya meninggalkan pulau Sentosa yang
dibangun pakai tanah yang diambil dari Indonesia (ngangkutnya pakai apaan ya?)
setelah sempat nengokin papa Merlion.
Kemudian para sepupu kepingin belanja (lagi) dan para ponakan kepingin nonton
bioskop. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut para tetua yang kepingin pulang.
Hohohoho,,
29 Desember 2013
(09.00) Changi Airport – Pesawat – Bandara
Soekarno Hatta – Bis Damri – Stasiun Gambir – Kereta Argo Sindoro – Stasiun
Tawang – Sepeda Motor – Banyumanik (00.30). Huwaaaa...!!!! Besoknya harus
presentasi dan belum menyiapkan apapun.
Postingan kali ini panjang dan nggak
informatif juga ya? Hahaha,, terimakasih sudah sabar membaca hingga selesai. :D
Selamat Tahun Baru and Happy New Year..!!
^_^