Wednesday, June 10, 2015

Sosial-ita


Ceritanya saya sudah diterima bekerja sebagai petugas pencacah masyarakat golongan sangat miskin di sebuah kecamatan di kota T. Nantinya, rumah tangga sangat miskin (RTSM) tersebut akan diberi bantuan dana oleh pemerintah sesuai dengan kebutuhan mereka di bidang pendidikan dan kesehatan. Tempo hari, kami mengadakan rapat koordiasi (Rakor) bersama para jajaran SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Di tengah rakor tersebut, terjadi percakapan yang cukup menggelitik.

“Kalau kamu background pendidikannya apa?” Tanya seorang petugas pencacah lain.

“Saya keguruan.”

“Guru apa?”

“Bahasa Inggris.”

“Wah, kalau saya guru sosial (Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS). Jadi background saya sesuai dengan program ini (yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan dan digawangi oleh dinas sosial -red).”

Entah saya yang kurang mengerti atau memang taraf sikap sosial orang “kota” tersebut hanya sebatas pengetahuan sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi dan rumpun ilmu sosial lainnya. Sedikit flashback pada masa ketika saya masih mendapatkan pelajaran IPS di sekolah. Saya tidak (belum) sampai diajari bagaimana saya bisa membantu lingkungan sosial melalui sikap sosial yang seharusnya saya miliki. Menurut saya, sikap sosial lebih kepada hal-hal yang seseorang lakukan terhadap lingkungannya dan hal tersebut tentunya membawa efek yang positif. Hal-hal tersebut bisa berupa, tindakan, pemikiran bahkan bisa berupa perasaan. Jadi, sikap sosial bisa dirasakan dan dilakukan oleh semua orang tanpa memandang latar belakang pendidikannya.

Saya akui, yang saat ini saya lakukan hanya sebatas “mencari kegiatan berbayar agar saya tidak bosan dengan rutinitas menunggu suami pulang”.  Tulisan ini juga dibuat bukan oleh seseorang yang sudah sangat “sosialis” namun setidaknya mengerti mengapa ada Dinas Sosial tetapi tidak ada Dinas Bahasa maupun Dinas IPA.


NB: Semoga lain kali tidak dipertemukan dengan ibu-ibu sosialita yang mengatakan bahwa pekerjaan saya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan saya, karena saya tidak se-sosial mereka.