Monday, March 1, 2021

Dewasa itu Melelahkan dan Menakutkan

Aku selalu bertanya-tanya tentang seberapa sering wanita dewasa menangis dalam hidupnya. Apakah seminggu sekali atau mungkin setiap tiga hari. Apa sebab dia menangis. Apa karena setrikaan yang selalu menumpuk? Atau sebab rumah yang selalu berantakan? Akhir-akhir ini aku berlagak seperti anak indie yang suka senja, berpura-pura isi cangkirku adalah kopi pahit dan lagu-lagu yang kudengarkan bertemakan akustik sendu. Mungkin itu memang menjadi starter pack orang kesepian. Aku yang berkhayal lewat novel roman picisan dan memanggil kenangan lewat deru hujan. Wohooo...semua itu tidak terdengar dewasa. Bukankah wanita dewasa itu memikirkan hal-hal bergaya seperti kemandirian, emansipasi, lalu ada prestige di balik dekorasi rumah, biaya sekolah anak yang mahal hingga barang-barang bermerk terkenal. Haa! Sepertinya aku wanita dewasa yang lain. Penuh dengan ketakutan-ketakutan, kekhawatiran tentang esok hari, penyesalan tentang masa lalu. Aku wanita dewasa yang menghembuskan nafas lega setelah maghrib dan sudah mulai khawatir selepas isya. Dan itu sama sekali tidak keren. Semoga suatu hari aku bisa menjadi wanita dewasa yang bergaya :)