Saturday, December 13, 2014

Sepotong Lasagna dari Tempat yang Jauh



Hubungan jarak jauh bagaimanapun itu ADA dan banyak orang yang menjalaninya. Beragam orang memandang hubungan tersebut dengan cara yang berbeda. Dari anggapan romantis tentang “Selalu berteduh di bawah abadinya rindu” hingga pemikiran “Seperti berpacaran dengan hantu”

Namun satu hal yang saya yakini dengan pasti (setidaknya hingga tulisan ini dibuat) bahwa tidak ada orang waras satupun di semesta raya ini yang menginginkan hubungan jarak jauh. Rindu itu bagai sembilu, yang mengiris pilu pembuat sendu.

Saya ingin menganalogikannya begini:
Saya mempunyai hubungan yang sulit dijelaskan dengan sebuah makanan bernama lasagna. Sangat disayangkan di kota tempat saya tinggal saat ini tidak kunjung dibuka kedai makanan magis ini. Saya merindukannya dan berbagai cara saya berusaha untuk mendapatkannya. Melihat videonya di youtube, memasang gambarnya sebagai wallpaper handphone saya, membayangkan dan memimpikannya, Lalu apa? Hal yang saya lakukan tersebut sama sekali tidak mengobati kerinduan saya, justru memperparah. Tentu akan sangat berbeda ceritanya jika saat ini ia terhidang di depan saya lengkap dengan segelas jus semangka.

Begitulah, sepasang kekasih bisa saja saling menyapa melalui suara, pesan pendek hingga video call, tetapi rasanya akan sangat jauh berbeda jika mereka dapat bersama. Apapun sebutannya, entah berdua atau bersatu, sepasang kekasih yang berada di ruang dan waktu yang sama, itulah yang disebut bahagia bersama.

No comments:

Post a Comment