Hubungan jarak jauh bagaimanapun itu ADA dan banyak orang
yang menjalaninya. Beragam orang memandang hubungan tersebut dengan cara yang
berbeda. Dari anggapan romantis tentang “Selalu berteduh di bawah abadinya
rindu” hingga pemikiran “Seperti berpacaran dengan hantu”
Namun satu hal yang saya yakini dengan pasti (setidaknya
hingga tulisan ini dibuat) bahwa tidak ada orang waras satupun di semesta raya
ini yang menginginkan hubungan jarak jauh. Rindu itu bagai sembilu, yang
mengiris pilu pembuat sendu.
Saya ingin menganalogikannya begini:
Saya mempunyai hubungan yang sulit dijelaskan dengan sebuah
makanan bernama lasagna. Sangat disayangkan di kota tempat saya tinggal saat
ini tidak kunjung dibuka kedai makanan magis ini. Saya merindukannya dan
berbagai cara saya berusaha untuk mendapatkannya. Melihat videonya di youtube, memasang gambarnya sebagai wallpaper handphone saya, membayangkan
dan memimpikannya, Lalu apa? Hal yang saya lakukan tersebut sama
sekali tidak mengobati kerinduan saya, justru memperparah. Tentu akan sangat
berbeda ceritanya jika saat ini ia terhidang di depan saya lengkap dengan
segelas jus semangka.
Begitulah,
sepasang kekasih bisa saja saling menyapa melalui suara, pesan pendek hingga
video call, tetapi rasanya akan sangat jauh berbeda jika mereka dapat bersama.
Apapun sebutannya, entah berdua atau bersatu, sepasang kekasih yang berada di
ruang dan waktu yang sama, itulah yang disebut bahagia bersama.
No comments:
Post a Comment