Friday, July 11, 2014

Akupun Sayang


Telah kunyatakan perasaan dalam setiap helaan, kuulang hingga terdengar usang. Berbagai cara aku hadirkan demi hatimu yang sekian lama kurindukan. Saat akhirnya bibir tipismu mengiyakan, bahkan air mata terlalu sederhana untuk mewakili kebahagiaan. Lalu semalam, hatiku remuk redam, kau buat tiada dalam tangismu olehnya. Pengorbananku tak seberharga kenanganmu tentangnya. Andai saja kau bahagia, maka sakitku tidaklah seberapa. Sialnya kutemukan kau dalam keadaan hampa, nyaris tak bernyawa. Kau, perempuan yang begitu lama kudamba, hanya bersisa gema masa lalumu dengannya. Sesekali memang wajahmu merona, berbayang ponimu yang sealis mata. Kaupun tertawa dan aku mulai percaya bahwa kau memberiku cinta. 

Gadisku, katakanlah pintamu. Jikapun kau memilihnya, tak peduli caranya kau harus berbahagia. Dan bila ternyata bersamaku adalah inginmu, aku tak ingin lagi ada sendu yang memilu. Sayangku, jawablah tanyaku. Haruskah tetap kugenggam tanganmu saat kau tolehkan wajahmu pada masa lalu?

Sayang, ini yang aku punya. Mungkin tidak terlalu banyak tawa, namun tak akan pernah kubiarkan ada lara. Mungkin tak terlalu banyak waktu, tapi kupastikan semua ini tidaklah palsu. Pilihlah, putuskanlah, berbahagialah. Percayalah, ini bukan pasrah. Satu hal tentangku terhadapmu: aku tak akan pernah menyerah. 

No comments:

Post a Comment