Thursday, October 24, 2013

Disiksa Kebosanan

Sudah hampir 8 bulan aku tinggal di asrama tetapi belum juga kerasan. Rutinitas monoton dan kegiatan teoritis yang di"ada-ada"kan membuatku jengah. Aku menjadi penasaran sebenarnya akhir dari semua ini itu apa? Kata-kata penghiburan yang sering aku dengar adalah:
"What will be, will be...bersyukurlah...kamu ini sudah sangat beruntung...nikmati saja...let it flow...sabar..." hingga kalimat yang lebih masuk akal, seperti "halah, nanggung. Udah menderita lebih dari separuh perjalanan. Dikit lagi." atau "Kamu bisa apa? Mau ngembalikin duit yang udah terlanjur kamu makan?"

Penderitaan sejauh tidak membunuh, seharusnya membuatku semakin kuat. Tapi kuat dalam hal apa? Kuat menjadi "yes man", menjadi pion, atau menjadi boneka kayu? Aku merasa seperti bidak (atau budak?) yang dijalankan oleh orang-orang berkuasa atas dalih "proyek" peningkatan pendidikan bangsa. Grand design yang luar biasa (terlihat) bagus, aku rasakan sebagai rencana pengalihan yang melibatkan beberapa kepentingan.

Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal dan yang dilanjutkan oleh Pendidikan Profesi Guru (PPG) dilaksanakan selama 5 periode (5 tahun). Selama 5 tahun itu pula, diambil putra-putri daerah dari berbagai Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal yang juga di-beasiswa-kan dan di PPG-kan di universitas pencetak gelar sarjana pendidikan yang ditunjuk oleh pemerintah. Setelah putra-putri daerah tersebut selesai merampungkan beban beasiswanya, mereka akan dikembalikan ke daerahnya untuk mengabdi (menjadi guru pegawai negeri sipil).

Lalu bagaimana dengan ribuan pasukan pengalihan yang sudah dikorbankan demi terciptanya pegawai negeri sipil putra-putri daerah tersebut?

Itulah pertanyaannya.

Apakah aku harus memikirkan alternatif pekerjaan lain? Ini pertanyaan selanjutnya.

Pertanyaan akhir, lalu siksaan ini untuk apa?

4 comments:

  1. sebenarnya ini adalah sebuah hal terbalik yang memicu kekacauan secara psikis dan mindset ke (masa) depan. penggadangan pengabdian yang terpicu pada pengembangan karir saat PPG seakan menjadi pelana kuda yang tak kunjung berada di akhir derita seperti malaria.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin yang paling membuat bosan adalah rumor dan janji yang beredar dan pertanyaan2 dari sekitar. Apakah ini masih dalam area "pengabdian"?

      Delete
    2. yup, mungkin dalam sudut pandang kali ini saya sedikit lebih beruntung, tak pernah saya mempermasalahkan rumor maupun janji yang tersebar. saya lebih tertekan dengan materai 6000 yang seakan membeli semua kebebasan dalam melawan arus.
      Diantara pengabdian maupun pamrih, selalu ada kesamaran, seperti selau ada abu abu diantara hitam dan putih

      Delete
    3. iya, anda lebih beruntung.. Saya bahkan tidak sekalipun pernah melihat materai tersebut setelah saya timpa dengan tanda tangan saya yang bersebelahan dengan (kolom) tanda tangan kosong milik ex-pimpinan.

      Delete