Sunday, January 12, 2014

2013



Bye..bye.. 2013...!!! Bagiku 2013 berarti: RPP, RPP, RPP daaannn RPP sepanjang tahun. (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran -red). Akan tetapi, ketika sekarang (2014) aku ditanya, “Apa yang kamu ingat di tahun 2013?” Jawabku, “Singapore!” Hohoho,, Walaupun (mungkin) sudah mainstream jalan-jalan ke sana, dan katrok (rong ngewu telulas, lungo Singgapur wae ribut!) tetapi setidaknya 4 hari di sana cukup menghapus derita setahun. Pengalamanku ini aku rasa sama sekali tidak bisa dijadikan patokan bagi orang-orang yang ingin melancong ke negeri Singa Dugong (merlion –mermaid lion) itu, baik yang a la backpacker maupun a la koper. Yahh..cerita orang beda-beda kan? Daaaannn....inilah Singapura versi-ku:

Semarang, 24 Desember 2013 (04.00-05.30)
Berangkat menuju stasiun Tawang dibonceng sepeda motor sambil masih kucek-kucek mata (padahal udah mandi lho!). Banyumanik-Tawang kala itu masih lengang, cantik, wangi bunga yang baru turun dari Bandungan, harum bolang-baling yang baru digoreng, menyenangkan. Setibanya di Tawang, Argo Sindoro sudah menunggu di jalur 1, dan berangkatlah kami.

Jakarta, 24 Desember 2013 (12.30)
Argo Sindoro telat setengah jam. Di jemput salah seorang sepupu di Gambir, lalu aku melanjutkan perjalanan ke Tangerang, tempat aku menginap malam itu.

Tangerang - Jakarta – Singapura, 25 Desember 2013
Dari Tangerang, kami ber-taksi (bertujuh) menuju Cengkareng (bandara Soekarno Hatta). Tik-tak-tik-tok...lamaaa...nunggu boarding. (secara, kita sampai jam setengah 7, baru terbang jam 9). Sempet bongkar koper dan bagi rata bawaan untuk dimasukin ke kabin juga gara-gara overload kacang bawang, gula kacang, gula merah, empek-empek, tahu bakso, tahu petis, bandeng presto, kripik tempe, seriping pisang...bla-bla-bla-bla. Keren ya?!! *enggak!* Bagi yang jarang atau baru pertama kali ke Soetta (kayak aku ini), bandara ini kelihatan guedhee..kereennn... Tapi bagi yang sudah berpengalaman di sini (kayak sepupuku), bandara ini kelihatan jorok. Sampai-sampai dia bisa nemuin tikus berkeliaran-mabok lem di samping vending machine. (padahal udah lama aku bengong-kagum sama mesin yang bisa ngeluarin kopi kalau dimasukin uang 5 ribuan itu, aku enggak ngelihat tuh, si tikus mabok).

Kalau  ngelihat bandara Soekarno-Hatta aja aku udah kayak Alice in Wonderland, di Changi airport aku kayak Alice in Super-Wonderland-So-Much. (ah, lebay ding!). Changi mungkin 3 atau 4 kali lipatnya Soetta. Tapi herannya, di dalam sini nggak kayak di dalam bandara (bukan karena nggak ada tikusnya lho, ya!), tapi kayak di dalam mall.

Karena itu tanggal 25 Desember 2013 = Hari Natal = Seminggu sebelum tahun baru 2014 = liburan semester ganjil ana-anak sekolah di Indonesia, jadi rame bangetlah itu bandara bertebaran orang-orang Indonesia di mana-mana, di toilet, di sebelah pohon cemara lebih-lebih di antrian yang nge-cek-in passport. Eng-ing-eng... sepupuku sudah siap menjemput dan muncul di antara kerumunan sambil nunjukin “kartu sakti” nya kepada petugas. Setelah dia ngobrol-ngobrol (kami duduk-duduk serta foto-foto), kami diizinkan lewat hanya dengan senyum kepada petugas. (curang ya? Ya, sudah yaa..maafkan kami ^_^). Keluar Changi kami naik mobil gedhe (sejenis shuttle) menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia.



Sorenya, selepas ashar kami pergi mengunjungi nenek Singa-Dugong dan bayi Singa-Dugong di Merlion Park (FYI, katanya di Singapura itu ada lima merlion resmi. Di Merlion Park ada 2, yang tertua dan yang terkecil, di Pulau Sentosa yang terbesar, terus ada di Gunung Faber sama di Orchard Spring Lane). Aku nggak sempet liat yang dua terakhir. Dari Merlion Park, kita bisa melihat bangunan megah, mall, hotel, casino berbentuk kapal yang nyangsang di atas hotel (kata budhe, itu Noah Arc), flyer dan lain-lain. Di teluk tempat nenek Merlion memuntahkan airnya banyak balon-balon berisikan wish untuk tahun 2014 yang ditulis oleh pengunjung (khusus untuk akhir tahun mungkin). Sedangkan yang setiap malamnya ada di sana, yaitu pertunjukan laser. Semacam layar tancep di atas air yang layarnya menggunakan semburan air dan entah bagaimana caranya bisa begitu indah, indah banget sebab gratis.




26 Desember 2013
Empat keponakan ngebet ke USS (Universal Studio of Singapore) dan aku ngeri ngebayangin wahana di sana (terutama ngeri harga tiket masuknya: 65 SGD). Jadilah mereka ke USS dan aku bersama para tetua-tetua rombongan cabut ke Garden by the Bay.  Taman yang diresmiin sama pangeran Inggris dan istrinya: ayam yang beratnya setengah ton, Kate Middleton (ahahahaa...just kidding! –garing). Jadi intinya taman itu merupakan gabungan taman-taman kecil beserta spesies khasnya dari seluruh dunia. Tanaman yang menonjol (kalau dilihat dari souvenir yang ditawarkan) adalah anggrek dan raflesia arnoldi. Padahal, menurut kabar yang pernah aku baca di akun twitter @AndaTahu, bunga nasional Indonesia ada 3: Melati, anggrek dan raflesia arnoldi. Nah lho, sisa melati doang tuh! Udah tinggal sisa satu, dibilang bunga “murah” pula. (hotel melati = hotel yang terjangkau oleh masyarakat ekonomi lemah – KBBI).
Malamnya kami ke Mustofa Center. Tempat belanja di kawasan Little India (mungkin pemiliknya juga orang India) yang menjual apa saja, kecuali (mungkin) tuyul.

27 Desember 2013
Shopping time! --- Aku nemenin doang sih!
Pertama, ke swalayan yang namanya pakai huruf China, kasir dan kebanyakan pembelinya orang Tionghoa juga bahasa yang digunakan bahasa Mandarin. Belinya: banyak mie instan dan keperluan rumah lainnya. Hal-hal unik, yaitu: sebelum masuk supermarket ambil troli belanja dulu. Caranya: masukin koin 1 SGD supaya bisa melepas rantai yang mengikat troli sebagai jaminan kalau troli rusak atau sampai dicuri dibawa pulang ke rumah (serius). Soalnya troli boleh dibawa dan ditinggal begitu aja di halte bis. Dan kalau kamu (maaf) seorang nenek-nenek tua, cerewet, dan (mungkin) Cina, kamu boleh masuk ke dalam swalayan naik sepeda listrik yang beroda tiga, membawa belanjaan dikeranjangnya sambil ngomel sepanjang waktu pakai bahasa Mandarin.
Kedua, Anchor Point. Si mbak sepupu ngebet beli tas ber-merk yang katanya lebih murah kalau beli di situ. Kami masuk ke kiosCharles & Keith lengkap dengan belanjaan mie instan. Akhirnya setelah sekian lama memilih antara hitam dan cokelat, dapatlah tas pujaan hati dengan harga “murah”. Karena aku belum pernah menginjakan kakiku ke C&K, jadi aku tidak bisa membayangkan semahal apa tas itu jika berada di kios C&K di Jakarta atau di Semarang atau di manapun selain di situ.
Ketiga, Orchard Road. Malioboronya Singapura kali ya! Sepanjang jalan itu berderet Mall. Kami masuk ke Lucky Plaza. Belanja gantungan kunci merlion 10 SGD = 1,5 lusin, gantungan kunci kepala Barbie 10 SGD = 3 buah, Kaos I love Singapore 10 SGD = 3 buah, tas jinjing 10 SGD = 3 buah dan lai-lain. Pokoknya satuan yang digunakan di situ adalah 10 SGD. Nggak tahu kalau seandainya beli eceran jadi berapa. Itu mall murahnya, mall mahalnya yang bisa aku ingat: Paragon (karena namanya sama dengan mall di Semarang). Kalau ada game QuizLogo tentang fashion, aku yakin bisa menebak semua logonya. Disitu komplit-plit-plit barang-barang bermerk terkenal (baca: mahal). Yang aku suka dari Orchard Road adalah es krim Orchard (Nggak tahu nama aslinya apa). Es krim batangan di antara dua tumpukan roti atau wafer. Bisa buat kasih makan burung yang banyak bertebaran disitu juga.
Keempat, Queensway. Ini yang aku tunggu-tunggu. Bukan belanjanya, tapi dari Orchard Road, kami naik MRT. Siapa tahu aku keburu mati sebelum MRT yang di Jakarta itu selesai dibangun. Di situ, para  keponakan ngubrek-ubrek sepatu.
Kelima, yang paling aku tunggu-tunggu: Pulaanggg... T,T

28 Desember 2013
Pulau Sentosa. Para tetua ingin berkunjung ke S.E.A (South East Aquarium) sebelahnya USS. Aku sendiri nggak masuk, karena nggak begitu kepingin. Jadi, hanya duduk-duduk di mini teather yang menayangkan ekspedisi Cheng Ho setiap 15 menit sekali. Yang aku suka adalah bentuk kapal Cheng Ho yang mirip kepala Kura-kura di Avatar the Legend of Korra 2 part avatar Wan. Setelah menonton video kurang lebih 12 kali, rombongan yang masuk ke aquarium akhirnya keluar. Kami akhirnya meninggalkan pulau Sentosa yang dibangun pakai tanah yang diambil dari Indonesia (ngangkutnya pakai apaan ya?) setelah sempat nengokin papa Merlion. Kemudian para sepupu kepingin belanja (lagi) dan para ponakan kepingin nonton bioskop. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut para tetua yang kepingin pulang. Hohohoho,,

29 Desember 2013
(09.00) Changi Airport – Pesawat – Bandara Soekarno Hatta – Bis Damri – Stasiun Gambir – Kereta Argo Sindoro – Stasiun Tawang – Sepeda Motor – Banyumanik (00.30). Huwaaaa...!!!! Besoknya harus presentasi dan belum menyiapkan apapun.

Postingan kali ini panjang dan nggak informatif juga ya? Hahaha,, terimakasih sudah sabar membaca hingga selesai. :D

Selamat Tahun Baru and Happy New Year..!! ^_^

No comments:

Post a Comment