Monday, November 17, 2014

Idul

Saya punya kucing. Sebenarnya ada tiga, namun saya ceritakan salah satunya saja. Idul, namanya. Kucing berwarna cokelat jingga yang (tadinya) gemuk. Idul senang sekali merebahkan tubuhnya di samping kaki kami berharap untuk dijadikan keset. 

Suatu hari, berbulan-bulan lalu Idul pulang ke rumah dengan muka bersimbah darah. Bola mata kirinya terluka. Ajaib, Idul bisa sembuh walau dengan mata kiri yang buta. Runtut cerita, Idul berkelahi dengan pejantan lain karena memperebutkan seekor betina. Iyalah, dia kalah. Tipe kucing rumah yang melawan tikuspun ia pasrah. 

Kemudian tiga malam lalu, Idul ditemukan tergeletak di tengah jalan. Diam tak bergerak, mendengking pelan. Di sebelahnya, masih betina yang sama, yang menjadi alasan dia buta, tergeletak dengan usus terburai tak bernyawa. Ayah yang malam itu sedang ronda, mengangkat Idul dan membawanya ke rumah. Semenjak itu Idul selalu diam, Tampaknya dia telah terpuruk terlalu dalam.


-- Manusia saja tak sebaik dirimu, kawan.


No comments:

Post a Comment